Tuesday 18 October 2016

KONSEP DIRI


KONSEP DIRI

Makalah


Tugas Psikologi Sosial




Disusun Oleh:

ACH HANIFUDIN
DIANA MERYTASARI
SAMSURI







PRODI  AL-AHWAL AL-SYAKHSIYYAH (AHS)
JURUSAN SYARI’AH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PAMEKASAN
2016


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Salah satu aspek yang dominan dari pengalaman manusia adalah perasaan yang kuat mengenai eksistensi dirinya. Sejak zaman perkembangan filsafat Yunani kuno para filsuf berusaha menggeluti isu atau persoalan tentang diri atau identitas pribadi. Salah satu cabang ilmu yang menjadikan diri sebagai objek kajiannya adalah Psikologi, secara khusus pada Psikologi Sosial. Pada pembahasan selanjutnya kami hanya akan memaparkan tentang konsep diri dalam kajian Psikologi Sosial.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian kosep diri?
2.      Bagaimana pembentukan konsep diri?
3.      Apa saja jenis-jenis konsep diri?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian konsep diri
2.      Untuk mengetahui pembentukan konsep diri
3.      Untuk mengetahui jenis-jenis konsep diri















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Konsep Diri

Konsep diri didefinisikan secara umum sebagai keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang, perasaan dan pemikiran individu terhadap dirinya yang meliputi kemampuan, karakter, maupun sikap yang dimiliki individu.
Konsep diri merupakan penentu sikap individu dalam bertingkah laku, artinya apabila individu cenderung berpikir akan berhasil, maka hal ini merupakan kekuatan atau dorongan yang akan membuat individu menuju kesuksesan. Sebaliknya jika individu berpikir akan gagal, maka hal ini sama saja mempersiapkan kegagalan bagi dirinya.[1]
Keyakinan seseorang mengenai dirinya bisa berkaitan dengan bakat,minat, kemampuan, penampilan fisik dan lain sebagainya. Orang pun kemudian memiliki perasaan terhadap keyakinan mengenai dirinya tersebut, apakah dia merasa positif atau negatif, bangga atau tidak bangga dan senang atau tidak senang dengan dirinya. Sebagai contoh, Rani memiliki keyakinan bahwa dirinya bukanlah seorang penyanyi profesional dan mungkin dia tidak terlalu merasa bangga dengan hal itu, sehingga dia pun pasrah jika ada orang yang mengkritik tentang suaranya.
Seperti contoh di atas, konsep diri sangat penting dipelajari dalam psikologi sosial karena konsep diri mempengaruhi perilaku seseorang, terutama dalam menanggapi dunia dan pengalaman (Markus, 1997). Konsep diri bukanlah sesuatuyang tiba-tiba ada atau muncul. Pembentukan konsep diri dipengaruhi oleh orang lain dalam proses interaksi sosial.
Vaughan dan Hogg (2002) menyatakan bahwa hasil dari tindakan kita mendorong kita untuk melakukan intropeksi dan persepsi diri. Intropeksi dilakukan seseorang ketika dia berusaha memahami dan menilai mengapa diamelakukan tindakan tertentu. Persepsi diri dilakukan seseorang ketika dia mengatribusikan secara internal hasil yang diterimanya.
Konsep diri pada dasarnya merupakan suatu skema, yaitu pengetahuan yang terorganisasi mengenai sesuatu yang kita gunakan untuk menginterpretasikan pengalaman. Dengan demikian, konsep diri adalah skema diri (self-schema), yaitu pengetahuan tentang diri, yang mempengaruhi cara seseorang mengolah informasi dan mengambil tindakan (Vaughan dan Hogg, 2002)[2]



Dimensi dari Konsep diri
Calhoun dan Acocella (1990) menjelaskan bahwa konsep diri terdiri atas tiga dimensi yang meliputi:
1.       Pengetahuan terhadap diri sendiri (real-self). Usia, jenis kelamin, kebangsaan, suku pekerjaan dan lain-lain, yang kemudian menjadi daftar julukan yang menempatkan seseorang ke dalam kelompok sosial, kelompok umur, kelompok suku bangsa maupun kelompok-kelompok tertentu lainnya.
2.       Pengharapan mengenai diri sendiri (ideal-self). Pandangan tentang kemungkinan yang diinginkan terjadi pada diri seseorang di masa depan. Pengharapan ini merupakan diri ideal.
3.       Penilaian tentang diri sendiri (social-self). Penilaian dan evaluasi antara pengharapan mengenai diri seseorang dengan standar dirinya yang akan menghasilkan harga diri yang berarti seberapa besar orang menyukai dirinya sendiri.
Pembentukan konsep diri
Konsep diri merupakan proses yang berkelanjutan sepanjang hidup manusia. Konsep diri masih dapat diubah asalkan ada keinginan dari orang yang bersangkutan.
Symonds (dalam Agustiani, 2006) menyatakan bahwa persepsi tentang diri tidak langsung muncul ketika individu dilahirkan akan tetapi berkembang bertahap seiring munculnya kemampuan untuk memahami sesuatu. Selama periode awal kehidupan, konsep diri sepenuhnya didasari oleh persepsi diri sendiri. Akan tetapi, seiring dengan bertambahnya usia, pandangan mengenai diri sendiri ini mulai dipengaruhi oleh nilai-nilai yang diperoleh dari interaksi dengan orang lain (Taylor dalam Agustini, 2006). Dengan kata  lain, konsep diri juga merupakan hasil belajar melalui hubungan individu dengan orang lain.
Orang lain yang dapat mempengaruhi konsep diri kita (Calhoun & Acocella, 1990):
1.      Orang tua
Orang tua adalah kontak sosial paling awal dan paling kuat yang dialami oleh seseorang. Informasi yang diberikan orang tua pada anak lebih tertanam dari pada informasi yang diberikan oleh orang lain dan berlangsung hingga dewasa. Anak-anak yang tidak memiliki orang tua, disia-siakan oleh orang tua akan memperoleh kesukaran dalam mendapatkan informasi tentang dirinya sehingga menjadi penyebab utama anak berkonsep diri negatif.
2.      Kawan sebaya   
Kawan sebaya menempati posisi kedua setelah orang tua dalam mempengaruhi konsep diri. Peran yang diukur oleh kelompok sebaya sangat berpengaruh pada pandangan individu terhadap dirinya sendiri.
3.      Masyarakat
Masyarakat sangat mementingkan fakta-fakta yang melekat pada seorang anak, seperti siapa orang tuanya, suku bangsa, dan lain-lain. Hal ini pun dapat berpengaruh pada konsep diri individu.  
Faktor lain yang dapat berpengaruh pada konsep diri
1.      Pola asuh
Pola asuh orang tua menjadi faktor yang signifikan dalam mempengaruhi konsep diri yang terbentuk. Sikap positif orang tua akan menumbuhkan konsep dan pemikiran yang positif serta sikap menghargai diri sendiri. Sikap negatif orang tua akan mengundang pertanyaan pada anak dan menimbulkan asumsi bahwa dirinya tidak cukup berharga untuk disayangi dan dihargai. 
2.      Kegagalan
Kegagalan yang terus menerus dialami seringkali menimbulkan pertanyaan pada diri sendiri dan berakhir pada kesimpulan bahwa penyebabnya terletak pada kelemahan diri. Kegagalan membuat orang merasa tidak berguna.
3.      Kritik diri
Kadang kritik memang dibutuhkan untuk menyadarkan seseorang atas perbuatan yang dilakukan. Kritik terhadap diri sendiri berfungsi sebagai rambu-rambu dalam bertindak dan berperilaku agar keberadaan kita diterima dan dapat beradaptasi. Walaupun begitu, kritik diri yang berlebihan dapat mengakibatkan individu menjadi rendah diri.
Jenis-jenis konsep diri
Konsep Diri Positif
Konsep diri positif menunjukkan adanya peneimaan diri dimana individu dengan konsep diri positif mengenal dirinya dengan baik sekali. Konsep diri yang positif bersifat stabil dan bervariasi. Individu yang memiliki konsep diri positif dapat memahami dan menerima sejumlah fakta yang sangat bermacam-macam tentang dirinya sendiri sehingga evaluasi terhadap dirinya sendiri menjadi positif dan dapat menerima dirinya apa adanya (Calhoun dan Acocella, 1990).
Orang dengan konsep diri positif ditandai dengan lima hal, yaitu (Sukatma, 2004):
1.      Yakin dengan kemampuannya dalam mengatasi masalah
2.      Merasa setara dengan orang orang lain
3.      Menyadari bahwa setiap orang memiliki berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat
4.      Mampu memperbaiki dirinya sendiri karena ia sanggup mengungkapkan aspek kepribadian yang tidak ia senangi dan berusaha mengubahnya
Konsep diri negatif
Calhoun dan Acocella (1990) membagi konsep diri negatif menjadi dua tipe, yaitu:
1.      Pandangan individu tentang dirinya sendiri benar-benar tidak teratur, tidak memiliki perasaan, kestabilan dan keutuhan diri. Individu tersebut benar-benar tidak tahu siapa dirinya, kekuatan dan kelemahannya atau yang dihargai dalam kehidupannya.
2.      Pandangan tentang dirinya sendiri terlalu stabil dan teratur. Hal ini bisa terjadi karena individu dididik dengan cara yang sangat keras, sehingga menciptakan citra diri yang tidak mengizinkan adanya penyimpangan dari seperangkat hukum yang dalam pikirannya merupakan cara hidup yang tepat.
Orang dengan konsep diri negatif ditandai dengan lima hal, yaitu (Brooks dan Emmert dalam Sukatma, 2004):
1.      Peka terhadap kritik, dalam arti orang tersebut tidak tahan terhadap kritik yang diterimanya dan mudah marah.
2.      Responsif terhadap pujian. Semua embel-embel yang menunjang harga diri menjadi pusat perhatiannya.
3.      Bersikap hiperkritis, artinya selalu mengeluh, mencela, dan meremehkan apapun dan siapapun. Tidak mampu memberi penghargaan pada kelebihan orang lain.
4.      Merasa tidak disenangi dan tidak diperhatikan. Orang lain adalah musuh.
5.      Bersikap pesimis terhadap kompetisi. Enggan bersaing dan merasa tidak berdaya jika berkompetisi dengan orang lain.[3]



BAB III
PENUTUP
a.      Kesimpulan
Konsep diri didefinisikan secara umum sebagai keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang, perasaan dan pemikiran individu terhadap dirinya yang meliputi kemampuan, karakter, maupun sikap yang dimiliki individu.  Konsep diri merupakan penentu sikap individu dalam bertingkah laku, artinya apabila individu cenderung berpikir akan berhasil, maka hal ini merupakan kekuatan atau dorongan yang akan membuat individu menuju kesuksesan.
Dimensi Konsep Diri meliputi Pengetahuan terhadap diri sendiri (real-self), pengharapan mengenai diri sendiri (ideal-self), penilaian tentang diri sendiri (social-self).
Pembentukan Konsep Diri terjadi melalui Orang tua, kawan sebaya, masyarakat. Faktor lain yang dapat berpengaruh pada konsep diri Pola asuh, kegagalan, kritik diri.
Jenis-jenis Konsep Diri meliputi konsep diri positif dan konsep diri negatif.

b.      Saran
Demikian makalah ini kami buat, apabila ada hal-hal yang kurang tepat, baik dari penulisan, susunan kalimat, maupun isi, kami harap untuk diberikan koreksi kepada kami demi kabaikan makalah selanjutnya.





DAFTAR PUSTAKA
http://belajarpsikologi.com/pengertian-konsep-diri/ diakses tanggal 23 september 2016