Thursday 3 March 2016

Contoh makalah ku yang di ambil dari beberapa referensi dan sudah di setujui dosen


 4 Contoh Kata Pengantar Makalah Yang Baik Terbaru


Skipnesia.com (Contoh) - Kata pengantar merupakan bagian penting yang tak bisa terlewatkan dari sebuah makalah. Karena makalah akan dirasa memiliki kualitas baik dan lengkap bila disertai dengan ucapan kata pengantar didalamnya dari penulis yang telah membuat makalah tersebut. Sesuai dengan namanya, kata pengantar adalah ucapan rasa syukur dan terima kasih serta sambutan dari penulis terhadap karya tulis yang telah dibuatnya. Umumnya terdapat kalimat pengharapan dan juga penjelasan terkait tema dan isi makalah yang dibuat. Dalam sebuah karya tulisan berbentuk buku, entah itu buku biografi, novel, buku pelajaran sekolah, biasanya selalu terkandung kata pengantar di dalam buku tersebut.
Contoh Kata Pengantar
Contoh Kata Pengantar Makalah

Selain itu ada juga bagian buku atau makalah yang tidak kalah penting seperti daftar isi, daftar pustaka, biografi penulis, dan lain-lain yang secara tidak langsung menambah tingkat profesionalitas karya tulis tersebut. Meskipun sebagian besar pembaca jarang membaca bagian yang satu ini, namun kata pengantar tetaplah penting untuk menunjang profesionalitas dan kredibilitas makalah yang telah diselesaikan. Selain itu, adanya kata pengantar juga mewujudkan rasa hormat seorang penulis terhadap pembacanya. Dalam merangkai kalimat pengantar tentunya harus menggunakan bahasa baku dan kalimat yang efektif serta mudah dimengerti oleh pembaca.

Seseorang yang mahir merangkai sebuah kata kata biasaya dia sering membaca ataupun seseorang yang sering menyusun kata di dalam pikirannya sehingga sudah terbiasa dalam membuat skripsi, makalah, atau berbagai macam karya tulis lainnya dan tidak mengalami kesulitan yang berarti. Meskipun Anda sudah mengenal dan sering membaca pengantar isi makalah, namun pastinya banyak diantara Anda yang belum memahami secara detail bagaimana membuatnya secara benar sesuai dengan kaidah. Adapun Contoh Kata Pengantar Yang Baik tersajikan dalam paragraf berikut ini.

Contoh Kata Pengantar 1

       Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pemanfaatan Plastik Sebagai Barang Berguna ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Ir. Mahmud Takahashi selaku Dosen mata kuliah Teknik Lingkungan Hidup IPB yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
       Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai dampak yang ditimbulkan dari sampah, dan juga bagaimana membuat sampah menjadi barang yang berguna. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
       Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.


Bandung, Januari 2016


Penyusun


Contoh Kata Pengantar 2
       Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang "Adab Terhadap Orang Tua" ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.
       Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas pendidikan agama dengan judul "Adab Terhadap Orang Tua". Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga terealisasikanlah makalah ini.
       Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan jangan lupa ajukan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya bisa diperbaiki.


Bogor, Januari 2016


Penyusun

Contoh Kata Pengantar 3
       Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah yang berjudul "Peran Pemuda Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN". Selama pembuatan makalah pun kami juga mendapat banyak dukungan dan juga bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu kami haturkan banyak terima kasih kepada :

    Bapak Mulyadi Sanjojo, M.Pd, selaku kepala sekolah SMAN 1 Padang, yang memberikan bimbingan, saran, dan juga ide.
    Ibu Lilis Takahashi, S.Pd, selaku guru pembimbing kami, yang memberikan dorongan, dan juga masukan kepada penulis.
    Bapak Zaenal Rizki, M.Pd, selaku wali kelas kami, yang banyak memberikan materi pendukung, masukan, dan bimbingan yang bermanfaat kepada penulis.

       Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari para pembaca yang budiman sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini kedepannya. Terima kasih.


Padang, Februari 2016


Penyusun

Contoh Kata Pengantar 4


        Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, dengan ini kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah biologi yang kami beri judul "Pemanfaatan Limbah Secara Efisien".
       Adapun makalah ilmiah biologi tentang "Pemanfaatan Limbah Secara Efisien" ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari banyak pihak, sehingga dapat memperlancar proses pembuatan makalah ini. Oleh sebab itu, kami juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah biologi ini.
      Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ilmiah biologi tentang "Pemanfaatan Limbah Secara Efisien" ini dapat diambil manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca. Selain itu, kritik dan saran dari Anda kami tunggu untuk perbaikan makalah ini nantinya.


Jakarta, Januari 2016


Penyusun




 Cara Membuat Makalah Yang Baik Dan Benar
Bang Sunu
Add Comment
Cara Membuat Makalah, Contoh Makalah
neljapäev, 4. veebruar 2016
Cara Membuat Makalah Yang Baik Dan Benar | Kalau kita seorang siswa ataupun mahasiswa di sebuah sekaolah ataupun di perguruan tinggi pasti kita sering mendapatkan tugas dari guru untuk membuat makalah. Entah itu makalah kesehatan, pendidikan, ekonomi ataupun makalah dengan tema lain. Nah, pada kesempatan kali ini saya akan menuliskan bagaiana cara menuis makalah yang baik dan benar.

Makalah merupakan karya tulis ilmiah yang dituangkan ke dalam bentuk tulisan beserta penjelasanya dengan memperhatikan elemen pendukung secara ilmiah. Pada prinsipnya, makalah adalah suatu bentuk kecil dari penulisan karya ilmiah, walaupun seperti itu, harus tetap memperhatikan elemen-elemen karya ilmiah pada makalah itu sendiri, tanpa itu karya tulis kita tidak bisa disebut Makalah.

Cara Membuat Makalah Yang Baik Dan Benar
Bentuk elemen dasar makalah
Adapun elemen atau bagian bagian yang ada pada makalah yaitu sebagai berikut :

    Cover
    Judul
    Kata Pengantar / Prakata
    Daftar Isi
    Bab I ( Pendahuluan )
    Bab II ( Isi )
    Bab III ( Penutup )
    Daftar Pustaka

Dan penjabarannya adalah sebagai berikut :
1. Cover
Pada umumnya cover pada suatu makalah berisi berbagai hal - hal berikut ini :

    Judul Makalah
    Tujuan pembuatan makalah
    Nama Pembuat
    Logo Lembaga/ Institusi
    Nama Lembaga, beserta alamat
    Tahun Akademik.

contoh membuat cover makalah
Untuk memperjelas penjelasan diatas, maka saya telah mencontohkan cover makalah yang benar. Anda dapat mengubahnya sesuai dengan tema makalah yang anda usung.

    KHASIAT BUAH NAGA UNTUK
    MEMBUNUH SEL KANKER

    Tujuan pembuat materi ini adalah memberikan ulasan mengenai khasiat buah naga sebagai pembunuh sel kanker




    Ditulis oleh : Broko Tole



    Logo di sini




    PROGRAM STUDI TEKNIK SASTRA
    FAKULTAS TEKNIK SASTRA
    UNIVERSITAS NEGERI XXXXXXXX XXXXXX
    2016



2. Judul Makalah
Judul makalah merupakan halaman ke - 2 dari suatu makalah. Judul makalah isi nya sama persis degan cover makalah.

3. Kata Pengantar / Prakata
Sekilas mencantumkan judul makalah yaitu ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang dianggap membantu dalam pembuatan makalah tersebut, misalnya atas dukungan moral dan materi yang diberikan, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada : dan seterusnya
Penutup kata pengantar
Misalnya penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan pembaca sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Tanggal dan nama penulis
Contohnya Jakarta, 29 juli 2016
Briko Tole
contoh kata pengantar yang baik dan benar :

    KATA PENGANTAR


    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah yang berjudul "cara membuat makalah yang baik dan benar". Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
    1. Bapak Edi Pawangular, S.Pd, selaku kepala program studi, yang memberikan bimbingan, saran, ide dan kesempatan untuk menggunakan fasilitas Laboratorium Bahasa.
    2. Bapak Joko Susiloa, S.Pd, selaku guru Pembimbing kami, yang memberikan dorongan, masukan kepada penulis.
    3. Ibu Ani, S.Pd, selaku wali kelas kami, yang banyak memberikan materi pendukung, masukan, bimbingan kepada penulis.

    Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.



    Jakarta, 29 Juli 2016



    Broko Tole    


4. Daftar Isi
Pada dasarnya daftar isi bertujuan untuk memudahkan pembaca dalam pencarian materi yang ada dalam makalah tersebut berikut halamannya.

    Halaman judul ............................................................ i
    Kata Pengantar ...........................................................ii
    Daftar Isi ...................................................................iii

5. Bab I ( Pendahuluan )
Dalam bab ini kita menerangkan konsep, rencana, gagasan, seputar permasalahan dan tujuan yang termuat dalam Latar Belakang. Tentukan juga Ruang Lingkup penelitian yang akan mencakup proses-proses yang digunakan untuk menuangkan permasalahan.

Nah, dibawah ini telah kami cntohkan isi dari pendahuluan dari suatu mkalah. Anda dapat mengubahnya sesuai dengan tema makalah yang sedang anda buat.
Contoh Pendahuluan Suatu Makalah :

    BAB 1
    PENDAHULUAN



    1.1 Latar Belakang
    Dalam era yang serba teknologi saat ini, kemajuan bidang pendidikan sangatlah bertambah dari waktu ke waktu. Kemajuan yang dicapai oleh umat manusia, baik itu bidang sosial, bidang informasi maupun bidang pendidikan. Salah satunya membuat makalah yang baik dan benar, yaitu merupakan sistem informasi yang dituangkan ke dalam bentuk tulisan karya ilmiah.
    1.2 Ruang Lingkup Penelitian
    Penelitian ini akan mencakup cara membuat makalah yang baik dan benar dengan memperhatikan tanda-tanda baca, cara penulisan, tata bahasa yang baik dan benar.
    1.3 Tujuan dan manfaat
    Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
    1. Membantu siswa lebih kreatif
    2. Memahami pola pikir ilmiah
    1.4 Manfaat :
    1. Memberikan siswa pengetahuan baru
    2. Memperbaiki nilai pelajaran Bahasa Indonesia


6. Bab II ( Isi )
Uraikan isi atau materi makalah dalam bab ini. Anda harus menjelaskan sejelas jelasnya mengenai bab yang sedang anda ulas dalam makalah anda. Misalnya yaitu penjelasan mengenai hal - hal berikut ini :

    Definisi / Landasan teori,
    Ulasan materi
    Penyelesaikan masalah,
    Solusi , Hasil Peneltian

7. Bab III ( Penutup / Kesimpulan dan Saran )
Pada bagian penutup amakalah, Anda harus memberikan kesimpulan yang didapat dari uraian pada bab bab sebelumnya. Misalnya yaitu Anda menguraikan kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian atas apa yang telah berjalan. Apabila dalam penelitian yang ana lakukan terdapat perhitugannya, maka Anda harus menuliskan hasilnya didalam kesimpulan ini.

Dan ada satu lagi yang perlu anda tulis dalam bab ini, yaitu kritik dan saran. Anda dapat menuliskan kritik dan saran yang ditujukan misalnya kepada laboratorium atau yang lainnya.
8. Daftar Pustaka
Merupakan bagian terakhir dalam penyusunan sebuah makalah, Daftar pustaka ini berisi nama-nama literature yang kita jadikan referensi dalam pembuatan makalah tersebut. Perhatikan tata cara penulisan nama, gelar, jabatan agar tidak mengaburkan pengertian pustaka. Daftar pustakan meliputi jurnal ilmiah, buku, majalah, surat kabar, media elektronik, interview juga bias dari website internet.

Hindarilah sumber dari website atau blog, karena biasanya website atau blog yang bertebaran di internet kurang kredible. Alangkah baiknya jika anda mengambil materi materi dari buku buku yang sudah tentu kebenarannya.



Contoh Cara Membuat Makalah Bahasa Indonesia Baik dan Benar


Untuk Anda yang masihlah duduk di bangku sekolah atau perguruan tinggi kerapkali bakal memperoleh pekerjaan yang disediakan berbentuk makalah. Sedang sangat banyak susunan atau kerangka yang mengedar di masyarakat saat ini masihlah salah atau tepatnya masihlah belum sempurna.

Ada satu susunan standar dengan elemen-elemen suatu makalah yang perlu ditaati. Sedang waktu kita masihlah duduk di bangku SD/SMP susunan elemen ini masih ditolerir oleh beberapa Guru, tetapi tidak untuk beberapa Dosen di Perguruan Tinggi. Waktu Anda di bangku perkuliahan, Anda bakal dituntut membuat satu makalah atau karya ilmiah dengan susunan yang sempurna. B

aik dari urutan kerangka kajian, tata bahasa, format halaman, format gambar, format tabel serta ada banyak lagi ketentuan baku yang membuat makalah jadi satu hasil karya ilmiah yang baik serta benar.

Pertanyaannya yaitu ” Bagaimana membuat makalah yang baik serta benar? “. Kami membuat artikel ini untuk mempermudah Anda mengerti langkah membuat satu makalah yang baik serta sesuai dengan penyusunan Badan Standardisasi Nasional (BSN) Indonesia.
Pengertian Makalah

contoh makalah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, makalah disimpulkan dalam dua hal. Yang pertama yaitu tulisan resmi mengenai satu pokok yang ditujukan untuk dibacakan di depan umum di suatu persidangan serta yang kerap disusun untuk diterbitkan. Yang kedua didefinisikan sebagai karya tulis pelajar atau mahasiswa sebagai laporan hasil proses pekerjaan sekolah atau perguruan tinggi.

Bila kita mau melihat lebih dalam makna makalah berdasar sebagian pakar maka akan ada makin banyak pengertian. W. J. S Poerwadarminta pada tahun 1994 mengartikan makalah sebagai uraian tercatat yang mengulas satu permasalahan spesifik yang dikemukakan untuk memperoleh kajian selanjutnya. Tanjung serta Ardial juga mengartikan makalah yaitu karya tulis yang berisi pemikiran mengenai satu permasalahan atau tema spesifik yang ditulis dengan cara systematis serta diikuti riset yang logis serta objektif.

Sedang Badan Standarisasi Nasional (BSN) menulis kalau satu karya tulis dimaksud makalah bila memenuhi beberapa ketentuan berikut ; makalah adalah pemikiran sendiri, belum pernah dipublikasikan, mengandung unsur kekinian serta berbentuk ilmiah.
Ketidaksamaan Makalah, Paper serta Jurnal Ilmiah
Karakteristik suatu Makalah

    Makalah mengulas atau meneliti satu kajian literatur yang telah ada atau dari laporan proses aktivitas lapangan.
    Makalah biasanya di buat untuk dipresentasikan disuatu seminar, sidang, atau diskusi.
    Bagian pokok yang perlu ada pada makalah yaitu Pendahuluan, Isi, serta Rangkuman.

Karakteristik sebuah Paper

Paper berbentuk karya tulis ilmiah yang umum dipakai untuk mendokumentasikan satu riset yang baru. Tetapi tak menutup susunan paper juga dipakai untuk review riset yang telah ada. Terbagi dalam tiga bagian pokok yakni Topik, Data, serta Argumen.
Karakteristik sebuah Jurnal Ilmiah

    Jurnal Ilmiah berbentuk media himpunan karya ilmiah yang diterbitkan setiap kurun waktu tertentu.
    Saat sebelum di publikasikan, Jurnal Ilmiah mesti melalui sistem peer-review untuk menyeleksi serta memastikan apakah satu paper atau makalah yang di submit ke jurnal itu layak diterbitkan atau tidak. Sistem peer-review dikerjakan oleh satu atau lebih dari satu pemeriksa yang juga adalah pakar atau akademisi di sektor yang dikaji.

Kategori Makalah

Berdasar pada type kajian yang dibicarakan, Fauzy Ahmad mengkategorikan makalah jadi 3 type yaitu

    Makalah Deduktif yakni makalah yang didasarkan pada kajian teoritis yang relevan dengan persoalan yang dibahas
    Makalah Induktif yaitu makalah yang ditulis berdasar pada data empiris yang berbentuk objektif berdasar pada apa yang didapat dari lapangan namun masih tetap relevan dengan pembahasan
    Makalah Campuran yakni makalah yang disusun atau ditulis berdasar pada kajian toritis serta data empiris. berarti makalah campuran ini yaitu penggabungan pada makalah deduktif serta makalah induktif.

Pada makalah campuran bisa dibagi lagi jadi 6 type :

    Makalah Ilmiah – makalah ini umumnya mengulas persoalan yang ditulis dari hasil studi ilmiah serta type makalah ini tak berdasar pada pendapat atau opini dari penulis yang berbentuk subyektif
    Makalah Kerja – umumnya makalah ini didapat dari hasil satu riset serta sangat mungkin seseorang penulis makalah itu berargumentasi dari persoalan yang dibicarakan yang diperoleh dari satu sistem riset serta itu berarti opini yang berbentuk subyektif dari penulis lebih sangat mungkin pada makalah type ini
    Makalah Kajian – isi dari makalah ini umumnya sebagai fasilitas pemecahan satu permasalahan yang berbentuk kontroversial
    Makalah Posisi – istilah ini dipakai untuk karya tulis yang disusun atas keinginan satu pihak yang manfaatnya sebagai alternatif pemecahan permasalahan yang kontroversial. Prosedur kajian serta penulisannya dikerjakan dengan cara ilmiah
    Makalah Analisa – karakter dari makalah ini yaitu obyektif-empiris
    Makalah Respon – umumnya makalah ini kerap jadikan sebagai pekerjaan mata kuliah untuk mahasiswa yang berisi adalah reaksi pada satu bacaan

Panduan Pembuatan Makalah
cara membuat makalah baik dan benar

IMAGE: (REN/UCEO)
Penentuan Topik

Topik yaitu tema pembuatan makalah. Topik dapatlah didapat dari uraian latar belakang permasalahan. Latar belakang yaitu sebab kenapa satu riset dikerjakan atau argumen makalah ditulis. Sedang tema akan nampak karena terdapatnya sebab pada latar belakang. Penentuan topik mesti menarik dan meliputi beragam kajian pengetahuan yang memasyarakat. Hal semacam ini dikerjakan dengan maksud supaya pembaca bisa mengambil faedah dari makalah itu sesuai dengan pengetahuan yang diperlukan. Topik yang umumnya dipakai dalam penulisan makalah diantaranya bergelut pada bagian akademis atau mata pelajaran dibangku sekolah seperti Sejarah, Agama, TIK, Kesehatan, Biologi, Geografi, Ekonomi, PKN, Fisika, serta Kewirausahaan.

Sebagai penambahan pertimbangan, Kusmarwanti, M. Pd merekomendasikan ada 4 hal yang perlu Anda sesuaikan dalam memastikan satu tema makalah.

    Kekuatan Anda dalam kuasai teori/kajian masalah
    Ketersedian bahan pendukung, rujukan serta literatur lain yang bisa Anda akses
    Kesan menarik serta unik dari tema Anda.
    Seberapa besar faedah dari makalah yang Anda terbitkan secara umum
    Penentuan Bahasa

Pemilihan Bahasa

Dalam penulisan satu makalah, butuh di perhatikan juga tentang penulisan dan bahasa yang dipakai. Makalah umumnya memakai bahasa baku atau sama sesuai ejaan yang disempurnakan.

Ketetapan penulisan makalah untuk cakupan internasional, mesti memakai Bahasa Inggris supaya bisa di terima juga dengan cara internasional. Tidak sama dengan penulisan untuk kelompok dalam negeri (Indonesia) mesti memakai Bahasa Indonesia yang baik serta benar sesuai dengan EYD yang berlaku sekarang ini. Butuh Anda kenali juga kalau EYD umumnya disempurnakan tiap-tiap satu tahun lebih.

Penentuan bahasa dan penulisan makalah yang baik serta benar bakal turut memastikan bobot kwalitas dari makalah yang Anda tulis. Jadi hal semacam ini juga penting untuk di perhatikan. Penentuan kata juga di rasa perlu supaya pembaca dapat mengerti dengan baik maksud yang mau Anda berikan dalam makalah. Hal semacam ini bakal menghindari dari peluang adanya salah tafsir atau minim pemahaman pada esensi makalah Anda.

Penentuan kata mesti dengan bahasa baku atau ilmiah dan pas tujuan, tak bertele-tele namun masih tetap informatif. Akan tambah baik jika tiap-tiap penjelasan yang Anda tulis dibarengi dengan contoh yang konkret hingga mempermudah pembaca untuk mendalaminya.Anda tulis disertai dengan contoh yang konkret sehingga memudahkan pembaca untuk memahaminya.
Susunan Kerangka Makalah
cara menulis makalah

IMAGE: (REN/UCEO)
Cover

Cover/Sampul makalah berisi judul makalah dan nama penulis, logo instansi/institusi, tempat serta tahun terbit. Nama penulis ditulis dengan terang, nama asli serta nama lengkap tanpa ada disingkat dan tanpa menyebutkan gelar. Alamat penulis berisi nama lembaga atau instansi tempat penulis bekerja atau meniti tahap studi (kampus). Th. terbit yaitu th. ketika makalah sudah usai riset serta penulisannya lalu diterbitkan untuk umum.

Judul pada halaman cover atau sampul memakai huruf kapital yang dibuat tebal dengan memakai type huruf Times New Roman dengan besar font sebesar 14, ditulis dengan penyusunan layout center (rata tengah). Untuk penulisan nama penulis serta tak dibutuhkan huruf kapital untuk semua kata, cukup huruf kapital dimuka kata. Tetapi untuk penulisan info nama lembaga atau tahap pendidikan memakai huruf kapital dengan dibuat tebal.

Judul yang ditampilkan mesti judul yang pasti, informatif, singkat tetapi menerangkan isi dari riset dalam makalah itu. Anda tak disarankan menuliskan judul makalah umpamanya “Laporan Riset Kajian Sosial di Masyarakat”, Anda mesti menerangkan lebih khusus pada judul Anda itu, yakni umpamanya “Pengaruh Budaya Patrilineal dalam kehidupan masyarakat Jawa” judul itu bakal memberitahukan pada pembaca, garis besar dari isi atau bahasan makalah Anda.
Abstrak

Abstrak ditulis dalam dua bahasa atau dua versi, yakni Bahasa Indonesia serta Bahasa Inggris. Untuk penulisan dalam Bahasa Indonesia Anda tak diijinkan menulis lebih dari 250 kata, sedang dalam Bahasa Inggris Anda tak diijinkan menulis lebih dari 200 kata. Abstrak bisa diisi ringkasan atau bahasan pokok dari makalah, maksud riset, cara riset, hipotesa, dan sedikit ikhtisar hasil yang didapat berdasar pada riset yang dikerjakan.

Bila Anda mau menerbitkan makalah Anda pada taraf internasional, maka Anda mesti menempatkan abstract pada halaman paling utama atau halaman awal sebelum abstrak dalam Indonesia. Demikian halnya bila mau menerbitkan makalah dengan tujuan utama taraf nasional, maka Anda mesti menulis abstrak dalam Bhs Indonesia pada halaman awal, baru selanjutnya abstract dalam Bhs Inggris pada halaman selanjutnya. Penulisan abstrak sesuaikan maksud serta tujuan Anda buat makalah Anda itu.

Kata kunci memakai Bhs Indonesia serta Bhs Inggris, yakni sesuaikan bhs yang dipakai pada abstrak. Bila abstrak dalam Bhs Indonesia, jadi keyword mesti dalam Bhs Indonesia. Demikian sebaliknya bila abstract memakai penulisan dalam Bhs Inggris, jadi keyword mesti dalam Bhs Inggris (kata kunci (keyword)). Keyword terdiri tak lebih dari 3 hingga 5 kata. Keyword diletakkan dibawah penulisan abstrak. Pada dasarnya, penulisan abstrak mesti sesuai dengan topik serta maksud penulisan makalah tersebut. Sedang keyword merangkum apa yang tercatat didalam abstrak dan makalah riset Anda.
Daftar Isi

Daftar isi berisi info halaman dari isi makalah. Tiap-tiap bab serta sub-bab dalam makalah diberikan info halaman supaya mempermudah pembaca temukan bahan yang bakal di baca. Daftar isi juga berisi daftar gambar serta daftar tabel (bila ada).
Contoh penulisan daftar isi :

Cover …………………………………………………………………………….……….. i

Abstrak ……………………………………………………………………………………… ii

Abstract ……..…………………………………………………………………….………… iii

Daftar Isi ……………………………………………………………………………………. iv

Kata Pengantar ……………………………………………………………………………. 1

I Pendahuluan ………………………………………………………..………….…..……. 2

I.I Latar Belakang ………………………………………………………..…………3

I.II Rumusan Masalah …………………………………………..…………………4

I.III Tujuan Pembahasan ………………………………………………………… 5

Isi ………………………………………………………………………………….……… 7
II.I Pengenalan Kelurahan Randusari, Semarang Selatan ……………….. 7

Kebudayaan ……………………………………………………………..….. 8

Jumlah penduduk dan statistik ………………………….…..………… 9

Kebudayaan patrilineal pada masyarakat Kelurahan Randusari ………………………………………………………………………..………. 10

II.II Patrilineal dan Teori Kelas ………………………………….…………… 22

Kebudayaan Patrilineal …………………………………………….…… 25

Marxisme di budaya masyarakat Kelurahan Randusari ………… 29

II.III Analisis ………….…………………………………………………….……… 35

III. Kesimpulan ………………………………………………………………….…….… 42

Saran ……………………………………………………………………………………… 45

Penutup ……………………………………………………………………..…………… 46

Daftar Pustaka ……………………………………………………………..…………… 48

Daftar Gambar …………………………………………………………………………… 51

Daftar Tabel ……………………………………………………………………………….53

Lampiran …………………………………………………………………..…………….. 54
Kata Pengantar

Kata pengantar meliputi isi dari keseluruhnya esensi makalah, yakni mengulas isi makalah secara detail tetapi umum. Hal semacam ini butuh dikerjakan supaya pembaca memiliki pandangan umum arah dari riset dalam makalah Anda itu.

Umumnya pada kata pengantar, penulis juga mencantumkan perkataan sukur pada Tuhan YME, dan perkataan terimakasih pada pihak-pihak yang sudah mensupport serta menolong sistem penyelesaian makalah.

Dalam kata pengantar penulis dapat juga menguraikan penjelasan saat penulisan makalah, tempat riset, dan pihak-pihak sebagai mentor penulis dalam merampungkan makalah baik individu, lembaga ataupun bebrapa instansi spesifik yang ikut serta serta memberi sumbangsih.

Dia akhir kata pengantar, penulis juga diijinkan menuliskan harapan penulisan makalah itu, faedah untuk pembaca, lalu penulis juga terima masukan berbentuk kritik serta saran dari pembaca. Dan pencantuman nama komplit penulis, tempat serta tanggal atau tahun (saat) penulisan makalah itu tetapi tanpa ada dibubuhi tanda tangan.
Pendahuluan

Pendahuluan adalah bahasan awal tema riset didalam makalah yang disusun oleh dan dari sudut pandang penulis. Pendahuluan tak perlu ditulis secara luas, cukup cakupan luarnya saja seandainya telah meliputi esensi umum dari makalah Anda. Pendahuluan bisa diterangkan secara umum serta singkat tetapi maksud serta maknanya terang. Pendahuluan bisa menerangkan mengenai pokok persoalan awal yang didapati. Persoalan di sini yang disebut yaitu permasalahan yang diketemukan serta menginginkan di teliti dalam makalah Anda itu.

Didalam bab pendahuluan, meliputi bab-bab utama dalam riset makalah. Umumnya didalam pendahuluan ada tiga poin utama sebagai sub-bab nya yakni Latar Belakang, Rumusan Permasalahan, serta Maksud Kajian.
Latar Belakang

Latar belakang menerangkan pada umumnya persoalan yang diketemukan, dan kenapa permasalahan itu butuh untuk di teliti lalu di analisis dalam satu makalah. Latar belakang ditulis sejelas-jelasnya dengan penjelasan yang umum serta gampang dipahami. Dapat juga diterangkan dari pertama hal yang mau di teliti menjadi permasalahan yang butuh untuk dianalisis.

Latar belakang juga menerangkan sebagian kenyataan, data-data, temuan riset terlebih dulu, serta rujukan yang penulis dapatkan, yakni argumen yang bikin peneliti menginginkan mempelajari hal itu. Penulis juga menyampaikan pendekatan dan landasan teori yang dapat dipakai untuk meneliti persoalan yang diketemukan, yakni diliat dari pojok pandang teoritis.

Latar belakang ditulis dengan cara piramida terbalik, yakni mengerucut ke bawah. Awal mulanya penulis menjelasakan dengan cara luas serta umum deskripsi persoalan lalu makin lama dikerucutkan jadi poin persoalan krusial, objek, dan ruangan lingkup yang menginginkan di teliti.
Rumusan Masalah

Rumusan permasalahan diisi pokok permasalahan yang diketemukan. Umumnya rumusan permasalahan begitu singkat serta padat, tak kian lebih satu paragraf dan diisi poin-poin pertanyaan atau permasalahan yang bakal di teliti. Poin pertanyaan umumnya pada 2 hingga 3 pertanyaan.

Rumusan permasalahan adalah hasil pengerucutan dari bahasan pada latar belakang yang sudah dibahas terlebih dulu. Langkah bikin rumusan permasalahan yang baik yaitu mengerucutkan persoalan dengan cara penyempitan kajian persoalan yang demikian luas serta umum, jadi permasalahan yang begitu spesial, khusus serta menjurus, dan ditulis berbentuk pertanyaan yang lalu bakal di teliti dalam riset.

Maksud penulisan rumusan permasalahan sangat utama, yakni argumen dari dikerjakannya riset dalam makalah itu. Rumusan permasalahan juga berperan sebagai dasar atau penentu arah riset, penentu cara serta teori yang bakal di ambil untuk dipadukan sebagai landasan teori dalam riset, dan mempermudah peneliti untuk memastikan sampel serta populasi riset.
Isi

Isi diisi uraian pokok dari tema makalah. Isi menerangkan mengenai persoalan, riset yang dikerjakan, cara riset, tempat riset, tujuan riset, dan penjabaran hasil data-data yang didapat di lapangan. Data yang didapat dapat adalah data kualitatif, data kuantitatif, ataupun mixed methods. Bila data dikerjakan dengan sistem wawancara, jadi penulis dapat mencantumkan cuplikan hasil perbincangan dengan orang yang di wawancara atau narasumber itu. Tetapi bila data riset berbentuk data kuantitatif bisa mencantumkan hasil riset berbentuk daftar tabel diisi angka atau beberapa hal yang berbentuk numerik. Cara riset bisa dikerjakan dengan cara survey, wawancara, serta penilaian dan pengambilan data di lapangan.

Isi menerangkan mengenai pengertian serta landasan teori, penjelasan materi, penyelesaian permasalahan, dan jalan keluar atau hasil riset.
Kesimpulan

Rangkuman adalah penjabaran dari hasil riset yang didapat. Hasil riset didapat dari analisa rumusan permasalahan yang diketemukan lalu dianalisis memakai teori serta cara riset yang dikerjakan, hingga didapat rangkuman riset. Rangkuman dapat sesuai sama hipotesa tetapi dapat pula tidak cocok dengan hipotesa awal hingga nampak satu rangkuman baru dari rumusan permasalahan yang sudah di uraikan terlebih dulu. Rangkuman juga menguraikan apakah riset yang dikerjakan sudah menjawab rumusan permasalahan atau masihlah dibutuhkan riset kelanjutan.
Saran

Anjuran lebih diperuntukkan penulis pada pembaca. Anjuran didapat dari rangkuman riset untuk lebih diperkembang kembali, ditindaklanjuti, ataupun diaplikasikan. Anjuran diisi faedah riset pada pembaca berdasar pada hasil riset yang didapat lalu diinginkan supaya dikerjakan atau diaplikasikan oleh pembaca. Maksud atau harapannya yaitu supaya pembaca dapat mengaplikasikan atau memakai hasil dari riset yang sudah dikerjakan dalam aplikasinya dengan cara segera di orang-orang baik dengan cara teoritis ataupun praktis.
Penutup

Penutup diisi harapan penulis pada pembaca yakni mengharapkan supaya riset itu berguna pada pembaca. Penulis juga memberi kesan serta pesan dan perkataan terimakasih pada pihak-pihak yang mensupport penulis atas peran nya untuk merampungkan makalah riset. Penutup juga menerangkan kekurangan dan keunggulan dalam penulisan makalah riset.
Daftar Pustaka

Daftar pustaka diisi daftar beberapa rujukan yang tercantum atau dipakai dalam pengaturan makalah. Daftar pustaka diisi paling sedikit 25 rujukan, dapat dari jurnal, ataupun buku. Penulisan daftar pustaka mesti disusun dengan cara systematis dan diurutkan dengan cara systematis berdasar pada abjad/alfabetis menurut nama pengarang.

Daftar pustaka terdiri atas nama pengarang, th. terbit publikasi, judul publikasi, dan tempat terbit serta penerbit. Penyusunan penulisan nama dalam daftar pustaka yaitu dengan ketetapan nama keluarga mesti ditulis terlebih dulu, lalu diikuti oleh nama panggilan.

Bila daftar pustaka yang dipakai ditulis oleh nama pengarang yang sama tetapi beda saat atau th. penerbitan yang tidak sama, jadi yang perlu ditulis terlebih dulu yaitu terbitan yang pertama. Tetapi bila nama pengarang sama, serta diterbitkan dalam th. yang sama, jadi ketetapan nya ialah nama pengarang disusun dengan membedakan tahun terbit dengan huruf abjad. Penulisan nama komplit pengarang, cuma untuk item pertama, sedang item selanjutnya telah cukup hanya di beri sinyal : ——- (strip dengan jumlah pada lima atau tujuh dengan cara berkepanjangan).
Contoh Penulisan Daftar Pustaka:

Sigian, Sondang, (1995), Filsafat Administrasi. Jakarta, Gunung Agung

——- (1997), Manajemen Sumberdaya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

Sudjana, (1996a), Metode Statistik. Bandung, Tarsito

——- (1996b), Tehnik Analisis Regresi Dan Korelasi Bagi Para Peneliti. Bandung, Tarsito



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesiapan jiwa setiap individu dalam menerima kebenaran dan tunduk terhadap cahanya itu berbeda-beda. Jiwa yang jernih yang fitrahnya tiudak ternoda kejahatan akan segera menyambut petunjuk dan membukakan pintu hati bagi sinarnya serta berusaha mengikutinya sekalipun petunjuk itu sampai kepadanya hany sepintas kilas. Sedangkan jiwa yang tertutup awan kejahilan dan diliputi gelapnya kebatilan tidak tergoncang hatinya kecuali dengan pukulan peringatan dan bentuk kalimat yang kuat lagi kokoh, sehingga dengan demikian barulah tergoncang keingkarannya itu.
Di dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang memberi penegasan akan sebuah penyataan. Penegasan itu berbentuk pernyataan”sumpah” yang langsung difirmankan oleh Allah SWT. Sumpah dalam konotasi bahasa al-Qur’an disebut qasam. Qasam (sumpah) dalam pembicaraan termasuk salah satu uslub pengukuhan kalimat yang diselingi dengan bukti yang konkrit dan dapat menyeret lawan untuk mengakui apa yang diingkarinya.
Sumpah atau al-qasam merupakan suatu hal atau kebiasaan bangsa Arab dalam berkomunikasi untuk
menyakinkan lawan bicaranya. Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh bangsa Arab merupakan suatu hal yang oleh al-Qur’an direkonstruksi bahkan ada yang didekonstruksi nilai dan maknanya. Oleh karena itu, al-Qur’an diturunkan di lingkungan bangsa Arab dan juga dalam bahasa Arab, maka Allah juga menggunakan sumpah dalam mengkomunikasikan Kalam-­Nya. Bahkan kebiasaan dalam hal bersumpah tersebut sudah ada sejak nilai doktrin Islam belum eksis tatanan bangsa Arab.

Meskipun bangsa Arab dikenal dengan menyembah berhala (paganism) mereka tetap rnenggunakan kata Allah dalam sumpahnya, seperti disinyalir oleh al-Qur’an dalam surat Al-Fathiir ayat 42 yang berbunyi:
Artinya:”Dan mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sekuat-kuat sumpah; Sesungguhnya jika datang kepada mereka seorang pemberi peringatan, niscaya mereka akan lebih mendapat petunjuk dari salah satu umat-umat (yang lain). tatkala datang kepada mereka pemberi peringatan, Maka kedatangannya itu tidak menambah kepada mereka, kecuali jauhnya mereka dari (kebenaran)”. (QS. Al-Fathiir 35: 42)
Atau dalam surat An-Nahl ayat 38 yang berbunyi:
Artinya:”Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang sungguh-sungguh: “Allah tidak akan akan membangkitkan orang yang mati”. (tidak demikian), bahkan (pasti Allah akan membangkitnya), sebagai suatu janji yang benar dari Allah, akan tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui”. (QS. An-Nahl 16: 38).
Namun, konsep sumpah tersebut berbeda dengan kebiasan bangsa Indonesia, sumpah lebih mengacu kepada sebuah kesaksian atau menguatkan kebenaran sesuatu dalam forum resmi, seperti kesaksian saksi dalam pengadilan dan sumpah jabatan, dengan tekad menjalankan tugas dengan baik.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan memberikan deskripsi menyangkut isi makalah ini yaitu:
1. Apakah yang dimaksu Aqsam  Al-Qur’an?
2. Bagaimanakah pembagian sumpah (macam-macam dan unsur)?
3. Apakah tujuan qasam Al-Qur,an?
4. Bagaimanakah hukum bersumpah selain nama Allah swt. ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini tidak terlepas dari harapan kita semua untuk memahami lebih mendalam mengenai qasam Al-Qur’an. Di samping itu, penyusunan makalah ini juga diharapkan dapat menjadi referensi bagi penyusunan makalah atau karya tulis ilmiyah lainnya yang akan dating.

BAB II
PEMBAHASAN
A.            Pengertian Qasam (Aqsamul Qur’an)
Menurut bahasa, aqsam merupakan bentuk jamak dari kata qasam yang berarti sumpah. Sedangkan secara menurut istilah aqsam dapat diartikan sebagai ungkapan yang dipakai guna memberikan penegasan atau pengukuhan suatu pesan dengan menggunakan kata-kata qasam. Namun dengan pemakaiannya para ahli ada yang hanya yang menggunakan istilah al-Qasam saja seperti dalam kitab al-Burhan fi Ulumil Qur’an karangan imam Badruddin Muhammad bin Abdullah az-Zarkasyi[1]. Ada juga yang mengidofatkanny dengan al-Qur’an, sehingga menjadi Aqsamul Qur’an seperti yang dipakai dalam kitab al-Itqan fi Ulumil Qur’an karangan Imam Jalaluddin as-Suyuthi. Kedua istilah tersebut hanya berbeda pada konteks pemakaian katanya saja, sedangkan maksudnya tidak jauh berbeda.
Kalau demikian maka yang dimaksud dengan aqsamul Qur’an adalah salah satu dari ilmu-ilmu tentang al-Qur’an yang mengkaji tentang arti, maksud, hikmah, dan rahasia sumapah-sumpah Allah yang terdapat dalam al-Qur’an. Selain pengertian diatas, qasam dapat pula diartikan dengan gaya bahasa Al-Qur’an menegaskan atau mengukuhkan suatu pesan atau pernyataan menyebut nama Allah atau ciptaan-Nya sebagai muqsam bih. Dalam Al-Qur’an, ungkapan untuk memaparkan qasam adakalanya dengan memakai kata aqsama, dan kadang-kadang dengan menggunakan kata halafa.
Contoh penggunaan kedua kata tadi antara lain sebagai berikut:
Artinya: “(Ingatlah) hari (ketika) mereka semua dibangkitkan Alla) lalu mereka bersumpah kepada-Nya (bahwa mereka bukan musyrikin) sebagaimana mereka bersumpah kepadamu; dan mereka menyangka bahwa mereka akan memperoleh suatu (manfaat). Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya merekalah orang-orang pendusta.” (QS. Al-Mujadilah: 18).
Artinya: “Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu Mengetahui”.(Al-Waqi’ah: 76)
B.            Macam-Macam Sumpah
Menurut Manna’ Khalil al-Qaththan, qasam itu adakalanya zhahir (jelas, tegas) dan ada kalanya mudmar (tidak jelas, tersirat). Zhahir ialah sumpah yang didalamnya disebutkan fi’il qasam dan muqsam bih, seperti terdapat pada QS al-Qiyamah (75) : 1-2 b
Sedangkan mudhmar yaitu yang didalamnya tidak dijelaskan fi’il qasam dan tidak pula muqsam bih, tetapi ia ditunjukan oleh “lam taukid” yang masuk ke dalam jawab qasam, seperti terdapat pada QS. Ali imran (3) : 186
Sumpah yang dilakukan oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an berkisar antara dua hal. Dia bersumpah dengan Diri-Nya yang menunjukkan kebesaran-Nya. Dalam hal ini terdapat tujuh ayat dalam Al-Qur'an.

    Pertama: "Orang-orang kafir mengatakan, bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah: 'Tidak demikian, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.' Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." (At-Taghabun: 7).
    Kedua: "Katakanlah: 'Pasti datang, demi Tuhanku yang mengetahui yang ghaib, sesungguhnya kiamat itu pasti akan datang kepadamu ...'." (Saba’: 3).
    Ketiga: "Dan mereka menanyakan kepadamu: 'Benarkah (azab yang dijanjikan) itu?' Katakanlah: 'Ya, demi Tuhanku, sesungguhnya azab itu adalah benar dan kamu sekali-kali tidak bisa luput (daripadanya)'." (Yunus: 53).
    Keempat: "Demi Tuhanmu, sesungguhnya akan Kami bangkitkan merka bersama syaithan, kemudian akan Kami datangkan mereka ke sekeliling Jahannam dengan berlutut." (Maryam: 68).
    Kelima: "Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua." (Al-Hijr: 92).
    Keenam: "Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya." (An-Nisa’: 65).
    Ketujuh: "Maka Aku bersumpah dengan Tuhan Yang Mengatur tempat terbit dan terbenamnya matahari, bulan dan bintang; sesungguhnya Kami benar-benar Maha Kuasa." (Al-Ma’arij: 40). [2]

Dia bersumpah dengan makhluk-Nya. Pada bagian ini cukup banyak dalam Al-Qur'an, seperti: "Demi matahari dan cahayanya di pagi hari (1) dan bulan apabila mengiringinya (2) dan siang apabila menampakkannya (3) dan malam apabila menutupinya (4) dan langit serta pembinaannya (5) dan bumi serta penghamparannya (6) dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya)." (Asy-Syams: 1-7).
"Demi malam apabila menutupi (cahaya siang) (1), dan siang apabila terang benderang (2), dan penciptaan laki-laki dan perempuan (3)." (Al-Lail: 3-1).
"Demi fajar (1) dan malam yang sepuluh (2) dan yang genap dan yang ganjil (3) dan malam bila berlalu (4)." (Al-Fajr: 1-4).
"Dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan (5), dan apabila lautan dipanaskan (6), dan apabila roh-roh dipertemukan dengan tubuh (7), apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya (8), karena dosa apakah dia dibunuh (9), dan apabila catatan-catatan (amal perbuatan manusia ) dibuka (10), dan apabila langit dilenyapkan (11), dan apabila neraka Jahim dinyalakan (12), dan apabila surga didekatkan (13), maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang dikerjakannya (14), sungguh Aku bersumpah dengan bintang-bintang." (At-Takwir: 5–15).
"Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun (1), dan demi bukit Sinai (2)." (At-Tin: 1-2).
Dan, sekali Allah bersumpah dengan Nabi Muhammad saw. karena kedudukan dan kemuliaannya di sisi Allah (HR Ibnu Abbas), yaitu dalam surah Al-Hijr ayat 72. Sementara, sumpah bagi hamba Allah tidak boleh, kecuali dengan menyebut nama Allah, seperti sabda Rasulullah saw. "Barang siapa yang bersumpah dengan selain Allah, maka Dia telah melakukan Syirik." (HR Ahmad).[3]
Dari segi ungkapan, sumpah dalam Al-Qur'an terkadang menggunakan jumlah khabariyah (bersifat berita) dan model ini terbanyak, seperti firman Allah SWT, "Maka demi Tuhan langit dan bumi, sesungguhnya yang dijanjikan itu adalah benar-benar (akan terjadi) ...." (Adz-Dzariyat: 23). Terkadang juga menggunakan jumlah thalabiyah (bersifat permintaan), seperti firman Allah SWT, "Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua. Tentang apa yang mereka kerjakan dahulu." (Al-Hijr: 92-93).
Terkadang sumpah itu menggunakan sesuatu yang ghaib seperti contoh di atas. Terkadang pula menggunakan sesuatu yang nyata seperti sumpah matahari, bulan, malam, siang, langit, bumi, dll. Sumpah itu terkadang disampaikan tanpa jawaban karena agar lebih mantap, seperti firman Allah SWT, "Demi langit yang mempunyai gugusan bintang. Dan hari yang dijanjikan, dan yang menyaksikan dan yang disaksikan. Binasa dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit." (Al-Buruj: 1-4). [4]
Dan, yang paling sering adalah sumpah dengan menyebutkan jawabannya, seperti firman Allah SWT, "Demi matahari dan cahayanya di pagi hari .... Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikannya ...." (Asy-Syams: 1-9). Demikian juga firman Allah, "Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun .... Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya." (At-Tin:1-4).
C.             Huruf-huruf Qasam
Huruf-huruf yang digunakan untuk qasam ada tiga yaitu:
1.       huruf wawu,
seperti dalam firman Allah SWT:
Artinya: “Maka demi Tuhan langit dan bumi, Sesungguhnya yang dijanjikan itu adalah benar-benar (akan terjadi) seperti Perkataan yang kamu ucapkan.” (QS. Adz-Dzariyat:23)
2.       huruf ba,
 seperti firman Allah SWT:
Artinya: “Aku bersumpah demi hari kiamat” (QS. Al-Qiyamah: 1)
Bersumpah dengan menggunakan huruf ba bisa disertai kata yang menunjukkan sumpah, sebagaimana contoh di atas, dan boleh pula tidak menyertakan kata sumpah, sebagaiman dalam firman Allah SWT:
Artinya:“ Iblis menjawab: “Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya” (QS. Shaad: 82)
Sumpah dengan menggunkan huruf ba bisa menggunakan kata terang seperti pada dua contoh di atas, dan bisa pula menggunakan kata pengganti (dhomir) sebagaimana dalam ucapan keseharian:
3.       huruf ta,
seperti firman Allah SWT:
Artinya: “Demi Allah, Sesungguhnya kamu akan ditanyai tentang apa yang telah kamu ada-adakan.”(An-Nahl: 56).[5]
Sumpah dengan menggunakan huruf ta tidak boleh menggunakan kata yang menunjukkan sumpah dan sesudah ta harus disebutkan kata Allah atau rabb.
D.            Unsur-unsur Qasam
Qasam terbagi menjadi tiga unsur yaitu adat qasam, muqsam bih dan muqsam ‘alaih.
1. Adat qasam
Adat qasam dalah saghat yang digunkan untuk menunjukkan qasam, baik dalam bentuk fi’il maupun huruf seperti ba, ta, dan wawu sebgaai pengganti fi’il qasam. Contoh qasam dengan memakai kata kerja, misalnya firman Allah SWT:
Artinya: “Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang sungguh-sungguh: “Allah tidak akan akan membangkitkan orang yang mati”. (tidak demikian), bahkan (pasti Allah akan membangkitnya), sebagai suatu janji yang benar dari Allah, akan tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. “(QS. An-Nahl ayat 38)
Adat qasam yang banyak dipakai dalah wawu, sebagaimana firman Allah SWT:
Artinya: “Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun dan demi bukit Sinai.” (QS. At-Tin: 1-2)
Sedangkan khusus lafadz al-jalalah yang digunakan untuk pengganti fi’il qasam adalah huruf ta seperti dalam firman Allah SWT:
Artinya: “Demi Allah, Sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu sesudah kamu pergi meninggalkannya.
2. Al-Muqsam bih
Al-Muqsam bih yaitu sesuatu yang dijadikan sumpah oleh Allah. Sumpah dalam al-Qur’an ada kalanya dengan memakai nama yang Agung (Allah), dan ada kalanya dengan menggunakan nam-nama ciptaanNya. Qasam dengan menggunakan nama Allah dalam al-Qur’an hanya terdapat dalam tujuh tempat yaitu:
a. QS. Adz-dzariyat ayat 43 d. QS. Maryam ayat 68
b. QS. Yunus ayat 53 e. QS. Al-Hijr ayat 92
c. QS. At-Taghabun ayat 17 f. QS. An-Nisa ayat 65
g. QS. Al-Ma’arij ayat 40
Misalnya firman Allah SWT:
Artinya: “Dan mereka menanyakan kepadamu: “Benarkah (azab yang dijanjikan) itu? Katakanlah: “Ya, demi Tuhanku, Sesungguhnya azab itu adalah benar dan kamu sekali-kali tidak bisa luput (daripadanya)”.(QSYunus ayat 53)
Selain pada tujuh tempat dia tas, Allah memakai qasam dengan nama-nama ciptannya seperti dalam firman Allah SWT:
Artinya: “Maka aku bersumpah dengantempat beredarnya bintang-bintang”. (QS. Al-Waqi’ah: 75).
3.    Al-muqsam ‘alaih kadang juga disebut jawab qasam.
Muqsam ‘alaih merupakan suatu pernyataan yang datang mengiringi qasam, berfungsi sebagai jawaban dari qasam. Di dalam Qur’an terdapat dua muqsam ‘alaih, yaitu yang disebutkan secara tegas atau dibunag. Jenis yang pertama terdapat dalam ayat-ayat sebagai berikut:
Artinya: “Demi (angin) yang menerbangkan debu dengan kuat.dan awan yang mengandung hujan, dan kapal-kapal yang berlayar dengan mudah, dan (malaikat-malaikat) yang membagi-bagi urusan, Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu pasti benar, dan Sesungguhnya (hari) pembalasan pasti terjadi.” (QS. Adz-Dzariyat: 1-6)
Jenis kedua muqsam ‘alaih atau jawab qasam dihilangkan/dibuang karena alasan sebagai berikut:
Pertama, di dalam muqsam bih nya sudah terkandung makna muqsam ‘alaih.
Kedua, qasam tidak memerlukan jawaban karena sudah dapat dipahami dari redaksi ayat dalam surat yang terdapat dalam al-Qur’an. Contoh jenis ini dapat dilihat mislanya dalam ayat yang Artinya: “Demi waktu matahari sepenggalahan naik, dan demi malam apabila telah sunyi (gelap).” (QS. Ad-Dhuha: 1-2).[6]
Selain dari unsur-unsur dan redaksi sumpah tersebut di atas, yang paling fundamental adalah rukun sumpah yang merupakan unsur-unsur sumpah muncul. Nashruddin Baidan mengungkapkan bahwa rukun sumpah ada 4, yaitu:

    Muqsim (pelaku sumpah).
    Muqsam Bih (sesuatu yang dipakai sumpah).
    Adat Qasam (alat untuk bersumpah).
    Muqsam “Alaih (berita yang dijadikan isi sumpah atau disebut juga dengan jawab sumpah)[7]

E.   Tujuan Aqsam dalam Al-Qur’an
Qasam merupakan salah satu penguat perkataan yang masyhur untuk memantapkan dan memperkuat kebenaran sesuatu di dalam jiwa. Qur’an al-Karim diturunkan untuk seluruh manusia, dan manusia mempunyai sikap yang bermacam-macam terhadapnya. Di antaranya ada yang meragukan, ada yang mengingkari dan ada pula yang amat memusuhi. Karena itu dipakailah qasam dalam Kalamullah, guna menghilangkan keraguan, melenyapkan, kesalahpahaman, menegakkan hujjah, menguatkan khabar dan menerapkan hukum dengan cara paling sempurna.
Menurut Manna al-Qhaththan, tujuan qasam dalam al-Qur’an adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengukuhkan dan mewujudkan muqsam ‘alaih. Karena itu, muqsam ‘alih berupa sesuatu yang layak untuk dijadikan sumpah, seperti hal-hal yang tersembunyi, jika qasam itu dimaksudkan untuk menetapkan kebenaran.
2. untuk menjelaskan tauhid atau untuk menegaskan kebenaran al-Qur’an.

G.       Bersumpah dengan selain Allah
Dr. Bakri Syekh Amin dalam buku at-Ta’bir Alfan fil Qur’an bahwa sumpah dengan selain nama Allah dihukumi dengan musyrik. Hal ini berdasarkan hadits riwayat Umar ra, yang artinya:
“Barang siapa bersumpah dengan selain Allah, maka berarti dia telah kafir atau musyrik.”(HR. Tirmidzi).
Dalam hadits lain disebutkan, yang artinya: “Sesungguhnya Allah bersumpah bisa dengan makhlukNya apa saja. Tetapi seorangpun tidak boleh bersumpah selain dengan nama Allah.”(HR. Ibn Abi Hatim)
Ada pula yang mengatakan bahwa sumpah dengan selain Allah diperbolehkan berdasarkan contoh hadits Bukhari berikut:
“Ketika pada saat Rasulullah SAW sayyidina Abu bakar ra membuka kain penutup wajah Nabi SAW lalu memeluknya dengan derai tangis seraya menciumi tubuh Beliau SAW seraya berkata: Demi ayahku, dan Engkau dan Ibuku wahai Rasululla, Tiada akan Allah jadikan dua kematian atasmu, maka kematian yang telah dituliskan Allah untukmu kini telah kau lewati.”(Shahihul Bukhari no.1184, 4187).[8]
Namun kebanyakan ulama tetap mengharamkan bersumpah selain dengan nama Allah.

BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Dari uraian yang telah dibahas, kita dapat menyimpulkan Aqsamul Qur’an adalah salah satu kajian dalam Ulumul Qur’an yang membahas tentang pengertian, unsur-unsur, bentuk-bentuk, tujuan, serta manfaat (faedah) sumpah-sumpah Allah, dalam menegaskan suatu pernyataan tertentu, yang terdapat di dalam Al-Qur’an, dimana sumpah-sumpah dalam Al-Qur’an itu menyebut nama Allah atau ciptaan-Nya sebagai Muqsam bih.
Aqsamul Qur’an mempunyai tujuan untuk memberikan penegasan atas suatu informasi yang disampaikan dalam Al-Qur’an atau untunuk memperkuat informasi kepada orang lain yang mungkin sedang mengingkari suatu kebenarannya, sehingga informasi itu dapat diterimanya dengan penuh keyakinan.
Pada dasarnya  Al-qasam (sumpah) merupakan kebiasaan bangsa Arab untuk. menyakinkan lawan bicaranya (mukhatab). Semenjak dari pra Islam, masyarakat Arab sudah akrab memakai qasam untuk menegaskan bahwa yang dikatakannya itu benar. Setelah Islam datang, sumpah boleh dilakukan hanya dengan nama Allah. Kalau melanggar bisa terkena sanksi teologis dengan ‘vonis’ syirk, menyekutukan Tuhan. Berbeda dengan al-Qur’an, Allah secara absolut menggunakan sumpah tersebut. Dia biasanya bersumpah dengan dua cara yaitu dengan menyebut diri-­Nya yang Maha Agung atau dengan menyebut ciptaan-Nya. Sisanya bersumpah dengan nama makhluk-Nya. Maksud menyebutkan ciptaan-Nya itu untuk menyebutkan keutamaan . (fadlilah) dan manfaat bagi kesejahteraan manusia.






DAFTAR KEPUSTAKAAN
Buchori, Didin Saefuddin. 2005. Pedoman Memahami Al-Qur’an, Bogor: Granada Sarana Pustaka.
Chirzin, Muhammad.1998. Al-Qur’am dan Ulumul Qur’an, Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa.
Http://Harun-Nasution.Blogspot.Com/2012/08/Aqsam-Alquran.Html
Http://Www.Referensimakalah.Com/2012/07/Pengertian-Aqsam-Al-Quran-Sisi-Bahasa.Html
Http://makalahtafsirhadits.blogspot.com/2012/10/aqsam-al-quran.html
Manna’ Khalil Al-Qattan. 2009. (Mabahitsu fi Ulumil Qur’an) Studi Ilmu-ilmu Qur’an. Jakarta: PT Halim Jaya.
 Muhammad bin Shaleh Al-‘Utsaimin,2000. Ulumul Qur’an. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.. Hal: 205
Muchotob Hamzah. Studi Al-Qur’an Komprehensif. 2003. Yogyakarta: Gama Media.. Hal: 207
 Nashruddin Baidan. Metodologi Penafsiran Al-Qur’an.  1998. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal: 213
Jalaluddin asy-Suyuthi, Al-Itqon fii Ulumil Qur’an, Tahqiq M. Abul Fadhl Ibrahim (Beirut: Al-Maktabah Al-Ashrah, Th. 1408/1998 M), tanpa Cetakan, Juz 4

[1] http://www.referensimakalah.com/2012/07/pengertian-aqsam-al-quran-sisi-bahasa.html

[2] http://makalahtafsirhadits.blogspot.com/2012/10/aqsam-al-quran.html
[3] Buchori, Didin Saefuddin. 2005. Pedoman Memahami Al-Qur’an, Bogor: Granada Sarana Pustaka.
[4] Chirzin, Muhammad.1998. Al-Qur’am dan Ulumul Qur’an, Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa.

[5] Manna’ Khalil Al-Qattan. 2009. (Mabahitsu fi Ulumil Qur’an) Studi Ilmu-ilmu Qur’an. Jakarta: PT Halim Jaya.

[6] Muchotob Hamzah. Studi Al-Qur’an Komprehensif. 2003. Yogyakarta: Gama Media.. Hal: 207

[7] Jalaluddin asy-Suyuthi, Al-Itqon fii Ulumil Qur’an, Tahqiq M. Abul Fadhl Ibrahim (Beirut: Al-Maktabah Al-Ashrah, Th. 1408/1998 M), tanpa Cetakan, Juz 4

[8] Muhammad bin Shaleh Al-‘Utsaimin,2000. Ulumul Qur’an. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.. Hal:



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesiapan jiwa setiap individu dalam menerima kebenaran dan tunduk terhadap cahanya itu berbeda-beda. Jiwa yang jernih yang fitrahnya tiudak ternoda kejahatan akan segera menyambut petunjuk dan membukakan pintu hati bagi sinarnya serta berusaha mengikutinya sekalipun petunjuk itu sampai kepadanya hany sepintas kilas. Sedangkan jiwa yang tertutup awan kejahilan dan diliputi gelapnya kebatilan tidak tergoncang hatinya kecuali dengan pukulan peringatan dan bentuk kalimat yang kuat lagi kokoh, sehingga dengan demikian barulah tergoncang keingkarannya itu.
Di dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang memberi penegasan akan sebuah penyataan. Penegasan itu berbentuk pernyataan”sumpah” yang langsung difirmankan oleh Allah SWT. Sumpah dalam konotasi bahasa al-Qur’an disebut qasam. Qasam (sumpah) dalam pembicaraan termasuk salah satu uslub pengukuhan kalimat yang diselingi dengan bukti yang konkrit dan dapat menyeret lawan untuk mengakui apa yang diingkarinya.
Sumpah atau al-qasam merupakan suatu hal atau kebiasaan bangsa Arab dalam berkomunikasi untuk
menyakinkan lawan bicaranya. Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh bangsa Arab merupakan suatu hal yang oleh al-Qur’an direkonstruksi bahkan ada yang didekonstruksi nilai dan maknanya. Oleh karena itu, al-Qur’an diturunkan di lingkungan bangsa Arab dan juga dalam bahasa Arab, maka Allah juga menggunakan sumpah dalam mengkomunikasikan Kalam-­Nya. Bahkan kebiasaan dalam hal bersumpah tersebut sudah ada sejak nilai doktrin Islam belum eksis tatanan bangsa Arab.

Meskipun bangsa Arab dikenal dengan menyembah berhala (paganism) mereka tetap rnenggunakan kata Allah dalam sumpahnya, seperti disinyalir oleh al-Qur’an dalam surat Al-Fathiir ayat 42 yang berbunyi:
Artinya:”Dan mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sekuat-kuat sumpah; Sesungguhnya jika datang kepada mereka seorang pemberi peringatan, niscaya mereka akan lebih mendapat petunjuk dari salah satu umat-umat (yang lain). tatkala datang kepada mereka pemberi peringatan, Maka kedatangannya itu tidak menambah kepada mereka, kecuali jauhnya mereka dari (kebenaran)”. (QS. Al-Fathiir 35: 42)
Atau dalam surat An-Nahl ayat 38 yang berbunyi:
Artinya:”Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang sungguh-sungguh: “Allah tidak akan akan membangkitkan orang yang mati”. (tidak demikian), bahkan (pasti Allah akan membangkitnya), sebagai suatu janji yang benar dari Allah, akan tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui”. (QS. An-Nahl 16: 38).
Namun, konsep sumpah tersebut berbeda dengan kebiasan bangsa Indonesia, sumpah lebih mengacu kepada sebuah kesaksian atau menguatkan kebenaran sesuatu dalam forum resmi, seperti kesaksian saksi dalam pengadilan dan sumpah jabatan, dengan tekad menjalankan tugas dengan baik.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan memberikan deskripsi menyangkut isi makalah ini yaitu:
1. Apakah yang dimaksu Aqsam  Al-Qur’an?
2. Bagaimanakah pembagian sumpah (macam-macam dan unsur)?
3. Apakah tujuan qasam Al-Qur,an?
4. Bagaimanakah hukum bersumpah selain nama Allah swt. ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini tidak terlepas dari harapan kita semua untuk memahami lebih mendalam mengenai qasam Al-Qur’an. Di samping itu, penyusunan makalah ini juga diharapkan dapat menjadi referensi bagi penyusunan makalah atau karya tulis ilmiyah lainnya yang akan dating.

BAB II
PEMBAHASAN
A.            Pengertian Qasam (Aqsamul Qur’an)
Menurut bahasa, aqsam merupakan bentuk jamak dari kata qasam yang berarti sumpah. Sedangkan secara menurut istilah aqsam dapat diartikan sebagai ungkapan yang dipakai guna memberikan penegasan atau pengukuhan suatu pesan dengan menggunakan kata-kata qasam. Namun dengan pemakaiannya para ahli ada yang hanya yang menggunakan istilah al-Qasam saja seperti dalam kitab al-Burhan fi Ulumil Qur’an karangan imam Badruddin Muhammad bin Abdullah az-Zarkasyi[1]. Ada juga yang mengidofatkanny dengan al-Qur’an, sehingga menjadi Aqsamul Qur’an seperti yang dipakai dalam kitab al-Itqan fi Ulumil Qur’an karangan Imam Jalaluddin as-Suyuthi. Kedua istilah tersebut hanya berbeda pada konteks pemakaian katanya saja, sedangkan maksudnya tidak jauh berbeda.
Kalau demikian maka yang dimaksud dengan aqsamul Qur’an adalah salah satu dari ilmu-ilmu tentang al-Qur’an yang mengkaji tentang arti, maksud, hikmah, dan rahasia sumapah-sumpah Allah yang terdapat dalam al-Qur’an. Selain pengertian diatas, qasam dapat pula diartikan dengan gaya bahasa Al-Qur’an menegaskan atau mengukuhkan suatu pesan atau pernyataan menyebut nama Allah atau ciptaan-Nya sebagai muqsam bih. Dalam Al-Qur’an, ungkapan untuk memaparkan qasam adakalanya dengan memakai kata aqsama, dan kadang-kadang dengan menggunakan kata halafa.
Contoh penggunaan kedua kata tadi antara lain sebagai berikut:
Artinya: “(Ingatlah) hari (ketika) mereka semua dibangkitkan Alla) lalu mereka bersumpah kepada-Nya (bahwa mereka bukan musyrikin) sebagaimana mereka bersumpah kepadamu; dan mereka menyangka bahwa mereka akan memperoleh suatu (manfaat). Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya merekalah orang-orang pendusta.” (QS. Al-Mujadilah: 18).
Artinya: “Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu Mengetahui”.(Al-Waqi’ah: 76)
B.            Macam-Macam Sumpah
Menurut Manna’ Khalil al-Qaththan, qasam itu adakalanya zhahir (jelas, tegas) dan ada kalanya mudmar (tidak jelas, tersirat). Zhahir ialah sumpah yang didalamnya disebutkan fi’il qasam dan muqsam bih, seperti terdapat pada QS al-Qiyamah (75) : 1-2 b
Sedangkan mudhmar yaitu yang didalamnya tidak dijelaskan fi’il qasam dan tidak pula muqsam bih, tetapi ia ditunjukan oleh “lam taukid” yang masuk ke dalam jawab qasam, seperti terdapat pada QS. Ali imran (3) : 186
Sumpah yang dilakukan oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an berkisar antara dua hal. Dia bersumpah dengan Diri-Nya yang menunjukkan kebesaran-Nya. Dalam hal ini terdapat tujuh ayat dalam Al-Qur'an.

    Pertama: "Orang-orang kafir mengatakan, bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah: 'Tidak demikian, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.' Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." (At-Taghabun: 7).
    Kedua: "Katakanlah: 'Pasti datang, demi Tuhanku yang mengetahui yang ghaib, sesungguhnya kiamat itu pasti akan datang kepadamu ...'." (Saba’: 3).
    Ketiga: "Dan mereka menanyakan kepadamu: 'Benarkah (azab yang dijanjikan) itu?' Katakanlah: 'Ya, demi Tuhanku, sesungguhnya azab itu adalah benar dan kamu sekali-kali tidak bisa luput (daripadanya)'." (Yunus: 53).
    Keempat: "Demi Tuhanmu, sesungguhnya akan Kami bangkitkan merka bersama syaithan, kemudian akan Kami datangkan mereka ke sekeliling Jahannam dengan berlutut." (Maryam: 68).
    Kelima: "Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua." (Al-Hijr: 92).
    Keenam: "Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya." (An-Nisa’: 65).
    Ketujuh: "Maka Aku bersumpah dengan Tuhan Yang Mengatur tempat terbit dan terbenamnya matahari, bulan dan bintang; sesungguhnya Kami benar-benar Maha Kuasa." (Al-Ma’arij: 40). [2]

Dia bersumpah dengan makhluk-Nya. Pada bagian ini cukup banyak dalam Al-Qur'an, seperti: "Demi matahari dan cahayanya di pagi hari (1) dan bulan apabila mengiringinya (2) dan siang apabila menampakkannya (3) dan malam apabila menutupinya (4) dan langit serta pembinaannya (5) dan bumi serta penghamparannya (6) dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya)." (Asy-Syams: 1-7).
"Demi malam apabila menutupi (cahaya siang) (1), dan siang apabila terang benderang (2), dan penciptaan laki-laki dan perempuan (3)." (Al-Lail: 3-1).
"Demi fajar (1) dan malam yang sepuluh (2) dan yang genap dan yang ganjil (3) dan malam bila berlalu (4)." (Al-Fajr: 1-4).
"Dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan (5), dan apabila lautan dipanaskan (6), dan apabila roh-roh dipertemukan dengan tubuh (7), apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya (8), karena dosa apakah dia dibunuh (9), dan apabila catatan-catatan (amal perbuatan manusia ) dibuka (10), dan apabila langit dilenyapkan (11), dan apabila neraka Jahim dinyalakan (12), dan apabila surga didekatkan (13), maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang dikerjakannya (14), sungguh Aku bersumpah dengan bintang-bintang." (At-Takwir: 5–15).
"Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun (1), dan demi bukit Sinai (2)." (At-Tin: 1-2).
Dan, sekali Allah bersumpah dengan Nabi Muhammad saw. karena kedudukan dan kemuliaannya di sisi Allah (HR Ibnu Abbas), yaitu dalam surah Al-Hijr ayat 72. Sementara, sumpah bagi hamba Allah tidak boleh, kecuali dengan menyebut nama Allah, seperti sabda Rasulullah saw. "Barang siapa yang bersumpah dengan selain Allah, maka Dia telah melakukan Syirik." (HR Ahmad).[3]
Dari segi ungkapan, sumpah dalam Al-Qur'an terkadang menggunakan jumlah khabariyah (bersifat berita) dan model ini terbanyak, seperti firman Allah SWT, "Maka demi Tuhan langit dan bumi, sesungguhnya yang dijanjikan itu adalah benar-benar (akan terjadi) ...." (Adz-Dzariyat: 23). Terkadang juga menggunakan jumlah thalabiyah (bersifat permintaan), seperti firman Allah SWT, "Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua. Tentang apa yang mereka kerjakan dahulu." (Al-Hijr: 92-93).
Terkadang sumpah itu menggunakan sesuatu yang ghaib seperti contoh di atas. Terkadang pula menggunakan sesuatu yang nyata seperti sumpah matahari, bulan, malam, siang, langit, bumi, dll. Sumpah itu terkadang disampaikan tanpa jawaban karena agar lebih mantap, seperti firman Allah SWT, "Demi langit yang mempunyai gugusan bintang. Dan hari yang dijanjikan, dan yang menyaksikan dan yang disaksikan. Binasa dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit." (Al-Buruj: 1-4). [4]
Dan, yang paling sering adalah sumpah dengan menyebutkan jawabannya, seperti firman Allah SWT, "Demi matahari dan cahayanya di pagi hari .... Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikannya ...." (Asy-Syams: 1-9). Demikian juga firman Allah, "Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun .... Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya." (At-Tin:1-4).
C.             Huruf-huruf Qasam
Huruf-huruf yang digunakan untuk qasam ada tiga yaitu:
1.       huruf wawu,
seperti dalam firman Allah SWT:
Artinya: “Maka demi Tuhan langit dan bumi, Sesungguhnya yang dijanjikan itu adalah benar-benar (akan terjadi) seperti Perkataan yang kamu ucapkan.” (QS. Adz-Dzariyat:23)
2.       huruf ba,
 seperti firman Allah SWT:
Artinya: “Aku bersumpah demi hari kiamat” (QS. Al-Qiyamah: 1)
Bersumpah dengan menggunakan huruf ba bisa disertai kata yang menunjukkan sumpah, sebagaimana contoh di atas, dan boleh pula tidak menyertakan kata sumpah, sebagaiman dalam firman Allah SWT:
Artinya:“ Iblis menjawab: “Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya” (QS. Shaad: 82)
Sumpah dengan menggunkan huruf ba bisa menggunakan kata terang seperti pada dua contoh di atas, dan bisa pula menggunakan kata pengganti (dhomir) sebagaimana dalam ucapan keseharian:
3.       huruf ta,
seperti firman Allah SWT:
Artinya: “Demi Allah, Sesungguhnya kamu akan ditanyai tentang apa yang telah kamu ada-adakan.”(An-Nahl: 56).[5]
Sumpah dengan menggunakan huruf ta tidak boleh menggunakan kata yang menunjukkan sumpah dan sesudah ta harus disebutkan kata Allah atau rabb.
D.            Unsur-unsur Qasam
Qasam terbagi menjadi tiga unsur yaitu adat qasam, muqsam bih dan muqsam ‘alaih.
1. Adat qasam
Adat qasam dalah saghat yang digunkan untuk menunjukkan qasam, baik dalam bentuk fi’il maupun huruf seperti ba, ta, dan wawu sebgaai pengganti fi’il qasam. Contoh qasam dengan memakai kata kerja, misalnya firman Allah SWT:
Artinya: “Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang sungguh-sungguh: “Allah tidak akan akan membangkitkan orang yang mati”. (tidak demikian), bahkan (pasti Allah akan membangkitnya), sebagai suatu janji yang benar dari Allah, akan tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. “(QS. An-Nahl ayat 38)
Adat qasam yang banyak dipakai dalah wawu, sebagaimana firman Allah SWT:
Artinya: “Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun dan demi bukit Sinai.” (QS. At-Tin: 1-2)
Sedangkan khusus lafadz al-jalalah yang digunakan untuk pengganti fi’il qasam adalah huruf ta seperti dalam firman Allah SWT:
Artinya: “Demi Allah, Sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu sesudah kamu pergi meninggalkannya.
2. Al-Muqsam bih
Al-Muqsam bih yaitu sesuatu yang dijadikan sumpah oleh Allah. Sumpah dalam al-Qur’an ada kalanya dengan memakai nama yang Agung (Allah), dan ada kalanya dengan menggunakan nam-nama ciptaanNya. Qasam dengan menggunakan nama Allah dalam al-Qur’an hanya terdapat dalam tujuh tempat yaitu:
a. QS. Adz-dzariyat ayat 43 d. QS. Maryam ayat 68
b. QS. Yunus ayat 53 e. QS. Al-Hijr ayat 92
c. QS. At-Taghabun ayat 17 f. QS. An-Nisa ayat 65
g. QS. Al-Ma’arij ayat 40
Misalnya firman Allah SWT:
Artinya: “Dan mereka menanyakan kepadamu: “Benarkah (azab yang dijanjikan) itu? Katakanlah: “Ya, demi Tuhanku, Sesungguhnya azab itu adalah benar dan kamu sekali-kali tidak bisa luput (daripadanya)”.(QSYunus ayat 53)
Selain pada tujuh tempat dia tas, Allah memakai qasam dengan nama-nama ciptannya seperti dalam firman Allah SWT:
Artinya: “Maka aku bersumpah dengantempat beredarnya bintang-bintang”. (QS. Al-Waqi’ah: 75).
3.    Al-muqsam ‘alaih kadang juga disebut jawab qasam.
Muqsam ‘alaih merupakan suatu pernyataan yang datang mengiringi qasam, berfungsi sebagai jawaban dari qasam. Di dalam Qur’an terdapat dua muqsam ‘alaih, yaitu yang disebutkan secara tegas atau dibunag. Jenis yang pertama terdapat dalam ayat-ayat sebagai berikut:
Artinya: “Demi (angin) yang menerbangkan debu dengan kuat.dan awan yang mengandung hujan, dan kapal-kapal yang berlayar dengan mudah, dan (malaikat-malaikat) yang membagi-bagi urusan, Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu pasti benar, dan Sesungguhnya (hari) pembalasan pasti terjadi.” (QS. Adz-Dzariyat: 1-6)
Jenis kedua muqsam ‘alaih atau jawab qasam dihilangkan/dibuang karena alasan sebagai berikut:
Pertama, di dalam muqsam bih nya sudah terkandung makna muqsam ‘alaih.
Kedua, qasam tidak memerlukan jawaban karena sudah dapat dipahami dari redaksi ayat dalam surat yang terdapat dalam al-Qur’an. Contoh jenis ini dapat dilihat mislanya dalam ayat yang Artinya: “Demi waktu matahari sepenggalahan naik, dan demi malam apabila telah sunyi (gelap).” (QS. Ad-Dhuha: 1-2).[6]
Selain dari unsur-unsur dan redaksi sumpah tersebut di atas, yang paling fundamental adalah rukun sumpah yang merupakan unsur-unsur sumpah muncul. Nashruddin Baidan mengungkapkan bahwa rukun sumpah ada 4, yaitu:

    Muqsim (pelaku sumpah).
    Muqsam Bih (sesuatu yang dipakai sumpah).
    Adat Qasam (alat untuk bersumpah).
    Muqsam “Alaih (berita yang dijadikan isi sumpah atau disebut juga dengan jawab sumpah)[7]

E.   Tujuan Aqsam dalam Al-Qur’an
Qasam merupakan salah satu penguat perkataan yang masyhur untuk memantapkan dan memperkuat kebenaran sesuatu di dalam jiwa. Qur’an al-Karim diturunkan untuk seluruh manusia, dan manusia mempunyai sikap yang bermacam-macam terhadapnya. Di antaranya ada yang meragukan, ada yang mengingkari dan ada pula yang amat memusuhi. Karena itu dipakailah qasam dalam Kalamullah, guna menghilangkan keraguan, melenyapkan, kesalahpahaman, menegakkan hujjah, menguatkan khabar dan menerapkan hukum dengan cara paling sempurna.
Menurut Manna al-Qhaththan, tujuan qasam dalam al-Qur’an adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengukuhkan dan mewujudkan muqsam ‘alaih. Karena itu, muqsam ‘alih berupa sesuatu yang layak untuk dijadikan sumpah, seperti hal-hal yang tersembunyi, jika qasam itu dimaksudkan untuk menetapkan kebenaran.
2. untuk menjelaskan tauhid atau untuk menegaskan kebenaran al-Qur’an.

G.       Bersumpah dengan selain Allah
Dr. Bakri Syekh Amin dalam buku at-Ta’bir Alfan fil Qur’an bahwa sumpah dengan selain nama Allah dihukumi dengan musyrik. Hal ini berdasarkan hadits riwayat Umar ra, yang artinya:
“Barang siapa bersumpah dengan selain Allah, maka berarti dia telah kafir atau musyrik.”(HR. Tirmidzi).
Dalam hadits lain disebutkan, yang artinya: “Sesungguhnya Allah bersumpah bisa dengan makhlukNya apa saja. Tetapi seorangpun tidak boleh bersumpah selain dengan nama Allah.”(HR. Ibn Abi Hatim)
Ada pula yang mengatakan bahwa sumpah dengan selain Allah diperbolehkan berdasarkan contoh hadits Bukhari berikut:
“Ketika pada saat Rasulullah SAW sayyidina Abu bakar ra membuka kain penutup wajah Nabi SAW lalu memeluknya dengan derai tangis seraya menciumi tubuh Beliau SAW seraya berkata: Demi ayahku, dan Engkau dan Ibuku wahai Rasululla, Tiada akan Allah jadikan dua kematian atasmu, maka kematian yang telah dituliskan Allah untukmu kini telah kau lewati.”(Shahihul Bukhari no.1184, 4187).[8]
Namun kebanyakan ulama tetap mengharamkan bersumpah selain dengan nama Allah.

BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Dari uraian yang telah dibahas, kita dapat menyimpulkan Aqsamul Qur’an adalah salah satu kajian dalam Ulumul Qur’an yang membahas tentang pengertian, unsur-unsur, bentuk-bentuk, tujuan, serta manfaat (faedah) sumpah-sumpah Allah, dalam menegaskan suatu pernyataan tertentu, yang terdapat di dalam Al-Qur’an, dimana sumpah-sumpah dalam Al-Qur’an itu menyebut nama Allah atau ciptaan-Nya sebagai Muqsam bih.
Aqsamul Qur’an mempunyai tujuan untuk memberikan penegasan atas suatu informasi yang disampaikan dalam Al-Qur’an atau untunuk memperkuat informasi kepada orang lain yang mungkin sedang mengingkari suatu kebenarannya, sehingga informasi itu dapat diterimanya dengan penuh keyakinan.
Pada dasarnya  Al-qasam (sumpah) merupakan kebiasaan bangsa Arab untuk. menyakinkan lawan bicaranya (mukhatab). Semenjak dari pra Islam, masyarakat Arab sudah akrab memakai qasam untuk menegaskan bahwa yang dikatakannya itu benar. Setelah Islam datang, sumpah boleh dilakukan hanya dengan nama Allah. Kalau melanggar bisa terkena sanksi teologis dengan ‘vonis’ syirk, menyekutukan Tuhan. Berbeda dengan al-Qur’an, Allah secara absolut menggunakan sumpah tersebut. Dia biasanya bersumpah dengan dua cara yaitu dengan menyebut diri-­Nya yang Maha Agung atau dengan menyebut ciptaan-Nya. Sisanya bersumpah dengan nama makhluk-Nya. Maksud menyebutkan ciptaan-Nya itu untuk menyebutkan keutamaan . (fadlilah) dan manfaat bagi kesejahteraan manusia.






DAFTAR KEPUSTAKAAN
Buchori, Didin Saefuddin. 2005. Pedoman Memahami Al-Qur’an, Bogor: Granada Sarana Pustaka.
Chirzin, Muhammad.1998. Al-Qur’am dan Ulumul Qur’an, Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa.
Http://Harun-Nasution.Blogspot.Com/2012/08/Aqsam-Alquran.Html
Http://Www.Referensimakalah.Com/2012/07/Pengertian-Aqsam-Al-Quran-Sisi-Bahasa.Html
Http://makalahtafsirhadits.blogspot.com/2012/10/aqsam-al-quran.html
Manna’ Khalil Al-Qattan. 2009. (Mabahitsu fi Ulumil Qur’an) Studi Ilmu-ilmu Qur’an. Jakarta: PT Halim Jaya.
 Muhammad bin Shaleh Al-‘Utsaimin,2000. Ulumul Qur’an. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.. Hal: 205
Muchotob Hamzah. Studi Al-Qur’an Komprehensif. 2003. Yogyakarta: Gama Media.. Hal: 207
 Nashruddin Baidan. Metodologi Penafsiran Al-Qur’an.  1998. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal: 213
Jalaluddin asy-Suyuthi, Al-Itqon fii Ulumil Qur’an, Tahqiq M. Abul Fadhl Ibrahim (Beirut: Al-Maktabah Al-Ashrah, Th. 1408/1998 M), tanpa Cetakan, Juz 4

[1] http://www.referensimakalah.com/2012/07/pengertian-aqsam-al-quran-sisi-bahasa.html

[2] http://makalahtafsirhadits.blogspot.com/2012/10/aqsam-al-quran.html
[3] Buchori, Didin Saefuddin. 2005. Pedoman Memahami Al-Qur’an, Bogor: Granada Sarana Pustaka.
[4] Chirzin, Muhammad.1998. Al-Qur’am dan Ulumul Qur’an, Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa.

[5] Manna’ Khalil Al-Qattan. 2009. (Mabahitsu fi Ulumil Qur’an) Studi Ilmu-ilmu Qur’an. Jakarta: PT Halim Jaya.

[6] Muchotob Hamzah. Studi Al-Qur’an Komprehensif. 2003. Yogyakarta: Gama Media.. Hal: 207

[7] Jalaluddin asy-Suyuthi, Al-Itqon fii Ulumil Qur’an, Tahqiq M. Abul Fadhl Ibrahim (Beirut: Al-Maktabah Al-Ashrah, Th. 1408/1998 M), tanpa Cetakan, Juz 4

[8] Muhammad bin Shaleh Al-‘Utsaimin,2000. Ulumul Qur’an. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.. Hal: 205